A. Pengertian Perencanaan SDM
Perencanaan SDM adalah proses mengantisipasi dan membuat ketentuan
(persyaratan) untuk mengatur arus gerakan tenaga kerja ke dalam, di dalam, dan ke
luar organisasi, Arthur W Sherman dan Goerge W Bohlander, dalam Hadari Nawawi,
1997:137. Sementara menurut G Steiner, dikatakan bahwa perencanaan SDM
merupakan perencanaan yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan, melalui strategi pengembangan
kontribusi pekerjanya di masa depan. Dari ke dua definisi yang disebut di
atas, sementara dapat disimpulkan bahwa
perencanaan SDM merupakan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya
merencanakan dalam mengantisipasi masa depan.
Perencanaan SDM sebagai suatu kegiatan merupakan proses bagaimana
memenuhi kebutuhan tenaga kerja saat ini dan masa datang bagi sebuah
organisasi. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja saat ini, maka proses
perencanaan SDM berarti usaha untuk mengisi/menutup kekurangan tenaga kerja
baik secara kuantitas maupun kualitas. Sedangkan dalam memenuhi kebutuhan
tenaga kerja di masa datang, perencanaan SDM lebih menekankan adanya usaha
peramalan (forecasting) mengenai
ketersediaan tenaga kerja yang didasarkan pada kebutuhan sesuai dengan rencana
bisnis di masa datang. Dengan kata lain, tujuan perencanaan SDM adalah untuk mempergunakan SDM seefektif mungkin
agar memiliki sejumlah pekerja yang memenuhi persyaratan/kualifikasi dalam
mengisi posisi yang kosong kapanpun dan apapun posisi tersebut. Dengan
tersedianya informasi tentang kebutuhan dan kualifikasi yang diinginkan, maka
dalam pelakasanaan rekrutmen, seleksi, penempatan, pemeliharaan, pengembangan,
dan pemberian kesejahteraan karyawan akan lebih mudah dan terkendali.
Sedangkan menurut Safarudin Alwi, 2001:143, dikatakan bahwa perencanaan
SDM adalah perencanaan yang disusun pada tingkat operasional yang diajukan
untuk memenuhi permintaan SDM dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Perencanaan
SDM pada dasarnya dibutuhkan ketika perencanaan bisnis sebagai implementasi
visi dan misi perusahaan telah ditetapkan. Visi perusahaan sebagai pemandu arah sebuah bisnis kemana
akan menuju dan dengan strategi apa bisnis tersebut akan dijalankan. Berawal
dari strategi bisnis tersebut kemudian strategi perencanaan SDM apa yang akan
dipilih. Strategi SDM yang dipilih dan ditetapkan sangat menentukan kebutuhan
SDM seperti apa yang akan diinginkan, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Sementara perencanaan SDM menurut Graham dan Benet dalam Safarudin
Alwi, 2001:148, dikatakan bahwa perencanaan SDM sebagai upaya memproyeksikan
berapa banyak karyawan dan macam apa yang dibutuhkan organisasi dimasa yang
akan datang. Sebenarnya masih banyak lagi definisi tentang perencanaan SDM yang
bisa diangkat, namun dari beberapa definisi yang disebut di atas secara umum
dapat disimpulkan bahwa perencanaan SDM merupakan proses menentukan kebutuhan
SDM, secara kuantitatif dan kualitatif untuk mencapai tujuan strategik
organisasi melalui fungsi-fungsi MSDM dalam jangka pendek maupun jangka panjang
secara efektif dan efisien.
B. TUJUAN PERENCANAAN SUMBER
DAYA MANUSIA
Adapun tujuan perencanaan sumber daya manusia menurut Drs. Malayu S.P.
Hasibuan yaitu :
Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi
semua jabatan dalam perusahaan.
Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan,
sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.
Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas.
Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS)
sehingga produktivitas kerja meningkat.
Untuk menghindari kekurangan dan/atau kelebihan karyawan.
Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian
karyawan.
C. MANFAAT PERENCANAAN SUMBER
DAYA MANUSIA
Dengan perencaaan tenaga kerja diharapkan dapat memberikan beberapa
manfaat baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Manfaat-manfaat tersebut
antara lain: (Fitzal Rivai, 2004)
Perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dalam
perusahaan secara lebih baik. Perencanaan sumber daya manusia pun perlu diawali
dengan kegiatan inventarisasi tentang sumber daya manusia yang sudah terdapat
dalam perusahaan. Inventarisasi tersebut antara lain meliputi:
· Jumlah karyawan yang
ada
· Berbagai kualifikasinya
· Masa kerja
masing-masing karyawan
· Pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki, baik pendidikan formal maupun program pelatihan
kerja yang pernah diikuti
· Bakat yang masih perlu
dikembangkan
· Minat karyawan,
terutama yang berkaitan dengan kegiatan di luar tugas pekerjaan
Melalui perencanaan sumber daya manusia yang matang, efektifitas kerja
juga dapat lebih ditingkatkan apabila sumber daya manusia yang ada telah sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Standard Operating Prosedure (SOP) sebagai pedoman
kerja yang telah dimiliki yang meliputi: suasana kerja kondusif, perangkat
kerja sesuai dengan tugas masing-masing sumber daya manusia telah tersedia,
adanya jaminan keselamatan kerja, semua sistem telah berjalan dengan baik,
dapat diterapkan secara baik fungsi organisasi serta penempatan sumber daya
manusia telah dihitung berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
Produktivitas dapat lebih ditingkatkan apabila memiliki data tentang
pengetahuan, pekerjaan, pelatihan yang telah diikuti oleh sumber daya manusia.
Dengan mengikutsertakan karyawan dalam berbgai pendidikan dan pelatihan, akan
mendorong karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Melalui
pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumber
daya manusia yang diikuti dengan peningkatan disiplin kerja yang akan
menghasilkan sesuatu secara lebih professional dalam menangani pekerjaan yang
berkaitan langsung dengan kepentingan perusahaan.
Perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan penentuan kebutuhan
tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti jumlah dan kualifikasinya untuk
mengisi berbagai jabatan dan menyelengarakan berbagai aktivitas baru kelak.
Salah satu segi manajemen sumber daya manusia yang dewasa ini dirasakan
semakin penting ialah penanganan informasi ketenagakerjaan. Dengan tersedianya
informasi yang cepat dan akurat semakin penting bagi perusahaan, terutama
perusahaan yang memiliki sumber daya manusia yang banyak dengan cabang yang
tersebar di berbagai tempat (baik dalam negeri maupun di luar negeri). Dengan
adanya informasi ini akan memudahkan manajemen melakukan perencanaan sumber
daya manusia (Human Resources Information) yang berbasis pada teknologi canggih
merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan di era perubahan yang
serba cepat.
Seperti telah dimaklumi salah satu kegiatan pendahuluan dalam melakukan
perencanaan termasuk perencanaan sumber daya manusia adalah
penelitian.Berdasarkan bahan yang diperoleh dan penelitian yang dilakukan untuk
kepentingan perencanaan sumber daya manusia, akan timbul pemahaman yang tepat
tentang situasi pasar kerja dalam arti:
a. Permintaan pemakai
tenaga kerja atas tenaga kerja dilihat dan segi jumlah, jenis, kualifikasi dan
lokasinya.
b. Jumlah pencari pekerjaan
beserta bidang keahlian, keterampilan, latar belakang profesi, tingkat upah
atau gaji dan sebagainya.Pemahaman demikian penting karena bentuk rencana yang
disusun dapat disesuaikan dengan situasi pasaran kerja tersebut.
Rencana sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyusunan program
kerja bagi satuan kerja yang menangani sumber daya manusuia dalam perusahaan.
Salah satu aspek program kerja tersebut adalah pengadaan karyawan baru guna memperkuat
tenaga kerja yang sudah ada demi peningkatan kemampuan perusahaan mencapai
tujuan dan berbagai sasarannya. Tanpa perencanaan sumber daya manusia, sukar
menyusun program kerja yang realistik.
Mengetahui pasar tenaga kerja. Pasar kerja merupakan sumber untuk
mencari calon-calon sumber daya manusia yang potensial untuk diterima
(recruiting) dalam perusahaan. Dengan adanya data perencanaan sumber daya
manusia di samping mempermudah mencari calon yang cocok dengan kebutuhan, dapat
pula digunakan untuk membantu perusahaan lain yang memerlukan sumber daya
manusia.
Acuan dalam menyusun program pengembangan sumber daya manusia.
Perencanaan sumber daya manusia dapat dijadikan sebagi salah satu sumbangan
acuan, tetapi dapat pula berasal dari sumber lain. Dengan adanya data yang
lengkap tentang potensi sumber daya manusia akan lebih mempermudah dalam
menyusun program yang lebih matang dan lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat diketahui manfaat dari perencanaan sumber
daya manusia dalam suatu perusahaan sebagai sesuatu yang sangat penting, demi
kelancaran dan tercapainya tujuan dari perusahaan.
D. PENTINGNYA PERENCANAAN SUMBER
DAYA MANUSIA
1) Tingkat Perorangan
Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi kepentingan
individu karena perencanaan dapat membantu meningkatkan ketrampilan. Kepuasan
individu dapat lebih mudah dicapai melalui perencanaan karier yang terarah.
2) Tingkat Perusahaan
Organisasi atau lembaga menggunakan perencanaan sumber daya manusia
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya dalam jangka panjang.
Organisasi harus merekrut tenaga kerja yang berkualitas tinggi untuk
dipekerjakan sehingga dapat bekerja secara produktif.
3) Tingkat Nasional
Masalah sumber daya manusia ditingkat nasional terkait dengan jumlah,
komposisi, keragaman, dan angkatan kerja yang ada pada suatu Negara. Teknologi
yang sangat berperan dalam industri akhir-akhir ini sangat membutuhkan sumber
daya manusia yang lebih terampil dalam
bidang iptek, manajerial dan inovatif terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi. Sangat perlu disiapkan sumber daya-sumber daya yang berkualitas dan
unggul untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat untuk produktivitas yang lebih
baik dan tanggung jawab sosial yang tinggi.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Proses perencanaan sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain: (Handoko, 1997, p. 55-57)
Lingkungan Eksternal
Perubahan-perubahan lingkungan sulit diprediksi dalam jangka pendek dan
kadang-kadang tidak mungkin diperkirakan dalam jangka panjang.
a. Perkembangan ekonomi
mempunyai pengaruh yang besar tetapi sulit diestimasi. Sebagai contoh tingkat
inflasi, pengangguran dan tingkat bunga sering merupakan faktor penentu kondisi
bisnis yang dihadapi perusahaan.
b. Kondisi
sosial-politik-hukum mempunyai implikasi pada perencanaan sumber daya manusia
melalui berbagai peraturan di bidang personalia, perubahan sikap dan tingkah
laku, dan sebagainya.
c. Perkembangan
teknologi/komputer secara dahsyat merupakan contoh jelas bagaimana perubahan
teknologi menimbulkan gejolak sumber daya manusia.
d. Para pesaing merupakan
suatu tantangan eksternal lainnya yang akan mempengaruhi permintaan sumber daya
manusia organisasi. Sebagai contoh, “pembajakan” manajer akan memaksa
perusahaan untuk selalu menyiapkan penggantinya melalui antisipasi dalam
perencanaan sumber daya manusia.
Keputusan-keputusan Organisasional
Berbagai keputusan pokok organisasional mempengaruhi permintaan sumber
daya manusia.
a. Rencana strategis
perusahaan adalah keputusan yang paling berpengaruh. Hal ini mengikat
perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai sasaran-sasaran seperti tingkat pertumbuhan,
produk baru, atau segmen pasar baru. Sasaran-sasaran tersebut menentukan jumlah
dan kualitas karyawan yang dibutuhkan di waktu yang akan datang.
b. Dalam jangka pendek,
para perencana menterjemahkan rencana-rencana strategi menjadi operasional
dalam bentuk anggaran. Besarnya anggaran adalah pengaruh jangka pendek yang
paling berarti pada kebutuhan sumber daya manusia.
c. Forecast penjualan dan
produksi meskipun tidak setepat anggaran juga menyebabkan perubahan kebutuhan
personalia jangka pendek.
d. Perluasan usaha berarti
kebutuhan sumber daya manusia baru.
e. Begitu juga,
reorganisasi atau perancangan kembali pekerjaan-pekerjaan dapat secara radikal
merubah kebutuhan dan memerlukan berbagai tingkat ketrampilan yang berbeda dari
para karyawan di masa mendatang.
Faktor-faktor Persediaan Karyawan
Permintaan sumber daya manusia dimodifakasi oleh kegiatan-kegiatan
karyawan. Pensiun, permohonan berhenti, terminasi, dan kematian semuanya
menaikkan kebutuhan personalia. Data masa lalu tentang faktor-faktor tersebut
dan trend perkembangannya bisa berfungsi sebagai pedoman perencanaan yang
akurat.
F. HAMBATAN, KENDALA DAN
TANTANGAN DALAM PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Guna meminimalkan resiko kesalahan dari perencanaan, ada beberapa
hambatan utama, kendala dan tantangan dalam perencanana dan penempatan tujuan
yang mesti dipahami oleh semua jajaran manajemen dan karyawan.
Hambatan dalam perencanaan:
a. Tujuan yang tidak tepat
b. System kompensasi yang
tidak tepat
c. Lingkungan eksternal
yang tidak komplek dan dinamis
d. Kondisi persaingan yang
semakin tajam
e. Keengganan untuk
mengubah tujuan
f. Tidak memahami
organisasi yang semakin dinamis
g. Terjadi konflik internal
organisasi antara manajemen dan buruh
Mengatasi hambatan:
Salah satu cara mengatasi hambatan perencanaan adalah dengan memahami
tujuan perencanaan dan proses penetapan tujuan. Meskipun bukan salah satu dalam
mengatasi masalah, tetapi paling tidak dapat membantu pengambilan keputusan.
System informasi dapat pula membantu pencapaian efektivitas perencanaan. Alat
bantu ini diharapkan dapat meminimalkan tingkat risiko dan ketidakpastian hasil
yang ada.
Kendala-kendala Perencanaan Sumber Daya Manusia
a. Standar Kemampuan SDM
Standar kemampuan SDM yang pasti dan akurat belum ada, akibatnya
informasi kemampuan SDM hanya ramal-ramalan (prediction) saja yang sifatnya
subjektif. Hal ini menjadi kendala yang serius dalam PSDM untuk menghitung
potensi SDM secara pasti, seperti informasi energy mesin.
b. Manusia (SDM) makhluk
hidup
Manusia sebagai makhluk hidup tidak dapat dikuasai sepenuhnya seperti
mesin. Hal ini menjadi kendala PSDM, karena itu sulit memperhitungkan segala
sesuatunya dalam rencana.
c. Situasi SDM
Persediaan, mutu, dan penyebaran penduduk yang kurang mendukung
kebutuhan SDM perusahaan. Hal ini menjadi kendala proses perencanaan sumber
daya manusia yang baik dan benar.
d. Kebijaksanaan Perburuhan
pemerintah
Kebijaksanaan perburuhan pemerintah, seperti kompensasi, jenis kelamin,
WNA, dan kendala lain dalam PSDM untuk membuat rencana yang baik dan tepat.
Tantangan Dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia
Tantangan dalam perencanaan sumber daya manusia, ada yang bersifat
eksternal dan internal.
Tantangan eksternal, meliputi: bidang Ekonomi, sosial politik,
perundang-undangan, teknologi, dan persaingan.
Tantangan internal, meliputi: anggaran, estimasi produk dan penjualan,
usaha atau kegiatan baru, dan sebagainya.
G. Proses Perencanaan SDM
Proses perencanaan SDM untuk masa kini dan masa datang
sangat dipengaruhi oleh dua faktor penentu, yakni faktor internal dan faktor
eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan seperti adanya karyawan yang
memasuki batas usia pensiun, meninggal dunia, keluar/berhenti kerja, rotasi,
dan kemungkinan promosi jabatan. Sedangkan faktor eksternal antara lain ketatnya persaingan bisnis, cepatnya perkembangan
teknologi, dan tingkat ketertgantungan (interdependent)
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, serta ketergantungan antara satu
Negara dengan Negara lain. Begitu rentannya organisasi/perusahaan yang hidup
dan tumbuh di tengah-tengah perubahan yang cepat, sehingga perencanaan SDM
mutlak dibutuhkan selaras mengikuti rencana strategi bisnis yang akan
diwujudkan.
Rangkaian pelaksanaan perencanaan SDM yang terintegrasi
dengan rencana strategi bisnis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
menurut Hadari Nawawi, 1997:144 adalah sebagai berikut:
1.
Dalam proses perencanaan strategi
bisnis, beberapa organisasi/perusahaan akan melakukan:
a)
Menyusun rencana strategi bisnis
dengan perspektif jangka panjang (5-10 tahun) atau lebih di masa mendatang.
b)
Menyusun rencana operasional
bisnis yang dijabarkan dalam rencana strategi dengan perspektif jangka sedang
(3-5 tahun) di masa mendatang.
c)
Menyusun rencana tindakan berupa
anggaran dengan perspektif tahunan yang menggambarkan kegiatan bisnis yang akan
dilaksanakan selama satu tahun (tahunan) dengan menyediakan anggaran tertentu
untuk dapat diwujudkan.
2.
Dalam kegiatan perencanaan SDM
a)
Pada tahap awal perencanaan SDM
mengidentifikasi isu-isu berdasarkan komponen-komponen di dalam rencana
strategi bisnis jangka panjang. Beberapa komponen yang bisa dijadikan isu
perencanaan SDM antara lain (1) filsafat perusahaan, (2) laporan hasil
penelitian tentang hal-hal seputar lingkungan bisnis, (3) tujuan-tujuan dan
sasaran strategis yang akan dicapai, dan (4) hasil analisis SWOT perusahaan.
b)
Pada tahap selanjutnya hasil
analisis isu digunakan sebagai masukan dari perencanaan operasional jangka
menengah ke dalam tahap kegiatan perkiraan kebutuhan SDM dalam proses
perencanaan SDM.
c)
Hasil perkiraan kebutuhan SDM
tersebut dijadikan masukan secara integral dalam penyusunan anggaran tahunan ke
dalam langkah perencanaan SDM.
Secara skematis, pengaruh dari ketiga tingkatan perencanaan bisnis
terhadap perencanaan SDM seperti diuraikan di atas
dapat digambarkan seperti di bawah ini.
PROSES
PERENCANAAN BISNIS
|
RENCANA STRATEGI
PERSPEKTIF JANGKA PANJANG
- Filsafat
Perusahaan
- Pengamatan
Lingkungan
/Iklim Bisnis
- Strategi
Organisasi
- Kekuatan dari
Keterbatasan
- Tujuan &
Sasaran
Strategi
|
RENCANA
OPERASIONAL PERSPEKTIF JANGKA MENENGAH
- Rancangan
Program
- Sumber-sumber yang
diperlukan
- Strategi
Organisasi
- Rencana
Memasuki Bisnis
Baru
-
Penghasilan & Pembebasan
|
ANGGARAN
PERSPEKTIF TAHUNAN
-Anggaran untuk
Unit
Kerja & Individul
mencapai sasaran
- Program
Penjadwalan
& Penugasan
- Monitor &
Kontrol
hasil yg dicapai
|
||||||||
PROSES
PERENCANAAN SDM
|
ANALISIS ISSU
- Kebutuhan
Bisnis
- Faktor Intern
- Faktor Ekstern
- Analisis
Penyediaan
(Suplay) Intern
- Implikasi
Manajemen
|
PERKIRAAN
KEPERLUAN
- Penjenjangan
Staff
- Pertukaran
Staff
(Kualitatif)
- Desain
Organisasi &
Jabatan
- Sumber &
Proyek yang
dimiliki
- Jaringan
Keperluan
|
RENCANA TINDAKAN
- Wewenang Staff
- Penarikan
- Promosi &
Pemindahan
- Perubahan
Organisasi
- Pelatihan dan
Pengembangan
- Kompensasi
& Manfaat
(Keuntungan)
- Hubungan
Pekerja
|
||||||||
Gambar 1: Pengaruh Perencanaan
Bisnis terhadap Perencanaan SDM,
(Hadari Nawawi,
1997)
H. Model Perencanaan SDM
Dalam implementasai organisasi, setelah sebelumnya
dilakukan penyesuaian atau pengintegrasian rencana, maka secara operasional
perencanaan SDM harus mampu menterjemahkan setiap program yang akan
dilakukannya dan meyakinkan bahwa semua rencana SDM tidak akan saling
berbenturan dengan perencanaan bisnis secara keseluruhan. Proses perencanaan
SDM pada tingkat ini merupakan proses memilih dan menentukan kebutuhan jenis
karyawan, baik dari sisi kaualitas maupun kuantitasnya. Sedikitnya terdapat
empat aspek dalam perencanaan SDM masing-masing sebagai berikut:
1.
Proyeksi jumlah karyawan yang
dibutuhkan (forecasting of employees).
2.
Identifikasi SDM yang tersedia
dalam organisasi (human resource audit).
3.
Analisis keseimbangan penawaran
dan permintaan (demand and suplay
analysis)
4.
Program aksi (action program).
Membuat proyeksi jumlah karyawan yang akan dibutuhkan karena berbagai
alasan seperti karena pensiun, meninggal dunia, pindak ke perusahaan lain, dan
promosi jabatan merupakan inti dari program perencanaan SDM. Untuk melakukan
proyeksi guna mengetahui jumlah karyawan yang dibutuhkan dalam masa waktu
tertentu harus menggunakan teknik atau metode terukur sehingga diperoleh data
yang handal (valid) sebagai bahan pengambilan keputusan selanjutnya. Sedikitnya
ada dua teknik sederhana dalam menetukan jumlah kebutuhan SDM, yaitu (1) teknik
indeksasi, dan (2) ekstrapolasi. Teknik indeksasi dan ekstrapolasi ini
sebenarnya bagian dari metode trend
yang lebih bersifat kuantitatif.
Analisis indeks atau analisis rasio merupakan teknik peramalan yang
menggunakan indeks dalam menentukan pertumbuhan organisasi. Perusahaan dalam
menggunakan analisis ini biasanya mendasarkan pada catatan volume penjualan
pada waktu tertentu sebagai dasar. Sebagai contoh, jika perusahaan ingin menerima
karyawan 15 orang maka logika yang digunakan adalah beban tanggungjawab seorang
karyawan sebanding dengan volume penjualan sebesar 15.000 unit per tahun,
dengan asusmsi pada tahun berikutnya perusahaan juga ingin meningkatkan volume
penjualannya menjadi 150.000 unit. Praktek penambahan kebutuhan karyawan
menggunakan analisis rasio juga bisa diterapkan di sebuah hotel atau rumah
sakit. Sebagai contoh, indeks perbandingan jumlah perawat dalam suatu rumah
sakit berbanding 10 dengan jumlah tempat tidur. Contoh ini dapat dimaknai bahwa
satu orang perawat harus mampu melayani sebanyak 10 tempat tidur/bed, sehingga
jika pihak rumah sakit ingin melakukan perluasan dengan membangun kamar 1000
tempat tidur maka perawat yang bisa diprediksi untuk dibutuhkan sebanyak 100
orang.
Sementara untuk teknik
ekstrapolasi pada umumnya sering digunakan dalam membuat perkiraan kebutuhan
SDM dalam jangka pendek. Penggunaan proyeksi kebutuhan SDM dengan teknik
ekstrapolasi adalah mendasarkan pada data pertumbuhan rata-rata karyawan di
bagian/departemen tertentu. Contoh, di departemen produksi dalam dua tahun
terakhir rata-rata merekrut 10 orang karyawan setiap bulan, sehingga
ekstrapolasi trend tersebut ke dalam kebutuhan SDM yang akan datang adalah 120
orang. Teknik ini memang terkesan sangat kasar dan sederhana, namun demikian
teknik ini tetap bisa digunakan dalam memproyeksikan kebutuhan SDM.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa inti dari perencanaan SDM adalah
tersedianya data yang akurat tentang kebutuhan SDM dalam kurun waktu tertentu
secara kuantitas maupun kualitas. Berbagai langkah untuk pelaksanaan
perencanaan SDM melalui beberapa proses dan menggunakan metode/teknik statistik
kuantitatif maupun kualitatif sehingga diperoleh informasi jumlah karyawan
(kelebihan atau kekurangan) dan tindakan apa yang seharusnya dilakukan oleh
manajemen SDM atas kemungkinan dari keduanya. Proses dari uraian di atas secara
sederhana dapat di lihat dalam gambar di bawah ini.
Proyeksi
kebutuhan karyawan dalam jangka waktu tertentu
|
Metode forecasting:
·
Kuantitatif
·
Kualitatif
|
Informasi
jumlah karyawan yang dibutuhkan
|
||||
Identifikasi
jumlah karyawan yang ada dalam organisasi saat ini
|
Sumber:
·
Daftar jumlah karyawan pada level manajerial dan nonmanajerial
·
Sistem Informasi Manajemen SDM
|
Informasi
jumlah kelebihan dan kekurangan SDM
|
||||
Analisis
keseimbangan permintaan dan penawaran
|
Tentang jumlah
karyawan:
·
Pensiun
·
Mengundurkan diri
·
Diganti
·
Tersedia
|
Jumlah
karyawan yang harus direkrut, diseleksi
|
||||
Program
aksi
|
Metode pendekatan
atau system yang digunakan
|
Implementasi
program:
·
Penarikan
·
Seleksi
·
Penempatan
·
Pelatihan
·
Pengembangan
|
Gambar
2: Model Perencanaan SDM, (Safarudin Alwi, 2001)
I. Tantangan Perencanaan SDM
Perencanaan SDM dalam suatu organisasi/perusahaan akan
dirasakan efektif atau tidak sangat tergantung pada kualitas dan jumlah
informasi yang relevan dan tersedia bagi pengambilan keputusan. Dalam praktek
pelaksanaan perencanaan SDM yang efektif, pada era global seperti sekarang ini
akan menghadapi tantangan yang tidak ringan. Salah satu tantangan yang harus
dihadapi, antara lain (Henry Simamora, 1997:73):
1.
Mempertahankan keunggulan
kompetitif. Dalam persaingan bisnis yang keras, keunggulan kompetitif menjadi
tujuan setiap organisasi bisnis. Keunggulan kompetitif yang diraih dan
dinikmati oleh organisasi hanya bersifat jangka pendek karena
organisasi/perusahaan lain juga melakukan usaha untuk mencari dan meraih
keunggulan kompetitif dengan strategi yang sama dengan yang kita lakukan.
Sehingga tantangan dari perspektif SDM adalah membuat strategi-strategi yang
menawarkan keunggulan kompetitif yang dapat dipertahankan (sustainable competitive advantage).
2.
Mendukung keseluruhan strategi
bisnis. Penyusunan strategi SDM untuk mendukung keseluruhan strategi bisnis
merupakan tantangan karena beberapa sebab (1) manajemen puncak tidak selalu
mampu mengucapkan secara jernih apa strategi bisnis perusahaan, (2) kemungkinan
terdapat ketidakpastian atau ketidaksetujuan mengenai strategi-strategi SDM
yang harus digunakan untuk mendukung keseluruhan strategi bisnis, (3)
perusahaan-perusahaan besar mungkin memiliki unit-unit bisnis yang berbeda.
3.
Menghindari konsentrasi berlebihan
pada masalah-masalah harian. Kebanyakan para manajer lebih banyak mencurahkan
hal-hal yang bersifat rutinitas dan berperspektif jangka pendek. Dalam konteks
ini perencanaan SDM memiliki tantangan untuk masa datang dalam melahirkan
orang-orang visioner yang mampu melihat gambaran masa depan secara integral
melebihi orang lain di sekitarnya.
4.
Menyusun strategi-strategi SDM
yang sesuai dengan karakteristik-karakteristik unik organisasi. Menjadi tugas
dalam perncanaan SDM mendatang dalam menyusun strategi bisnis berbeda dengan
pesaing. Keunikan strategi bisnis yang dijalankan antar perusahaan tidak ada
yang sama persis, namun dalam menjaga strategi bisnis yang sukses dijalankan
selama ini menjadi suatu hal yang sangat sulit sehingga mudah ditiru pesaing.
5.
Menanggulangi perubahan
lingkungan. Lingkungan bisnis yang kompetitif merupakan tantangan bagi program
perencaan, bukan saja dalam bidang SDM tetapi dalam hal perencanaan produksi,
pemasaran, dan penganggaran lainnya.
6.
Menyita komitmen manajemen.
Perencanaan SDM di tengah-tengah persaingan bisnis pada situasi ekonomi global
saat ini, departemen/manajer SDM seringkali dibuat pusing karena jarang
dilibatkan dalam perencanaan strategi bisnis pada tingkat korporat. Tidak
adanya pelibatan departemen SDM dalam penentuan rencana strategi bisnis
perusahaan mengakibatkan pencapaian tujuan-tujuan organisasi secara keseluruhan
kurang optimal. Hal ini menjadi tantangan di masa datang dalam usaha
memenangkan setiap persaingan.
7.
Menterjemahkan rencana strategic
ke dalam tindakan. Tantangan lain dalam pelaksanaan perencanaan SDM dan
perencanaan strategi bisnis adalah sering tidak adanya kesesuaian antara
rencana yang bagus tetapi jelek dalam praktek. Dengan belajar dari keadaan ini,
selayaknya pada masa datang sebelum rencana direalisasikan harus diuji dan kaji
dulu sehingga bisa memberikan jaminan keberhasilan sebuah perencanaan.
8.
Mengakomodasikan
perubahan-perubahan. Tantangan terakhir dalam perencanaan SDM dan perencanaan
strategi bisnis perusahaan adalah bagaimana semua rencana yang akan dilakukan
dapat menyesuaikan dengan dinamika jaman yang ada. Perencanaan yang tidak
akomodatif, tidak lentur, tidak fleksibel dan tidak peka terhadap perkembangan
pasar hanya akan melahirkan kumpulan-kumpulan rencana yang sulit untuk
direalisasikan.